Ester Novianti Sinaga – 180705128
Kisah Kehidupan Kucing di
FIB USU
Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
khususnya di Universitas Sumatera Utara dikenal memiliki banyak jenis kehidupan
di dalamnya. Fakultas dengan jurusan terbanyak tersebut menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang dengan latar belakang kehidupan berbudaya yang beragam. Jika
berkunjung ke FIB, kita akan menemukan sekumpulan mahasiswa yang sedang
mempraktekkan musikalisasi puisi, bernyanyi dengan iringan musik serta
menciptakan lagu baru, berbicara dengan bahasa Jepang, Arab, Melayu, Inggris,
dan Batak, membahas tentang sejarah, dan mungkin ada juga sekumpulan mahasiswa
yang sedang merancang perjalanan wisata. Cukup bervariasi, bukan?
Namun siapa sangka, mahasiswa bukanlah penghuni satu-satunya di fakultas tersebut. Terdapat sekumpulan kehidupan lain yang turut menambah keanekaragaman di FIB. Penghuni tersebut tak lain adalah kumpulan kucing. Tidak ada satupun yang tahu pasti berapa jumlah keseluruhan dari kucing-kucing tersebut, karena mereka tersebar di seluruh penjuru fakultas. Kucing-kucing itu suka sekali berkunjung dan beristirahat di kantin FIB. Disaat para mahasiswa sedang makan siang di kantin, kucing-kucing tersebut tampak tidak terusik dengan keberadaan manusia di sekitarnya, sehingga mahasiswa pun tidak ada yang mau mengusir mereka. Tidak hanya senang berkunjung ke kantin, kucing-kucing tersebut kerap kali masuk ke dalam kelas-kelas yang sedang melakukan kegiatan perkuliahan. Oleh karena itu, sering kali para mahasiswa harus menangkap kucing itu untuk diantarkan ke luar kelas, namun tak jarang juga dibiarkan tetap berkeliling di dalam kelas sebagai hiburan.
Tidak ada informasi apapun
yang mengatakan kucing-kucing tersebut diberi makanan secara rutin atau tidak
oleh pihak kantin fakultas. Untungnya, mahasiswa FIB merupakan orang-orang yang
peka terhadap makhluk hidup apapun yang ada di fakultas tersebut, termasuk
kucing. Sering kali para mahasiswa terlihat bermain bahkan memberikan sedikit
dari makanan mereka untuk kucing-kucing tersebut. Terlihat dengan jelas bahwa
kumpulan kucing tersebut merasa aman dan nyaman sehingga dapat hidup
berkesinambungan dengan manusia. Hal ini ditandai dengan tidak adanya aksi
“saling ganggu” antara mahasiswa dan kumpulan kucing tersebut.
Semakin hari, populasi
dari kucing-kucing tersebut pastilah akan bertambah banyak. Oleh karena itu,
semoga kedepannya semakin banyak lagi orang-orang baik hati yang memiliki
kepekaan untuk menunjukkan rasa peduli terhadap kucing-kucing tersebut.